SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Masyarakat Desa Lalang Tanjung, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, mengaku belum merasakan manfaat dari eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas (migas) yang dilakukan oleh Energi Mega Persada (EMP) Malacca Strait SA.
Padahal dua sumur migas TB 1 dan TB 2 telah beroperasi. Sementara sisa tiga sumur lainnnya seperti TB 3, TB 4 dan TB 5 masih proses.
Kepala Desa Lalang Tanjung, Muhammad Anas kepada Riau Pos mengatakan, hingga kini belum ada kontribusi yang berarti dari EMP Malacca Strait SA untuk desanya. Padahal kondisi infrastruktur dasar desa yang dipimpinnya cukup mengkhawatirkan, seperti jalan dan jembatan. "Kondisi jalan kita masih banyak yang rusak dan hancur. Termasuk jembatan dan pelabuhan juga sangat mengkhawatirkan. Hingga kini, peran perusahaan belum nampak lagi,” katanya, kepada Riau Pos, Kamis (30/9).
Oleh karena itu, Anas meminta komitmen perusahaan agar dapat memprioritaskan harapan warga desa sebagai pusat operasional eksploitasi pengeboran sumur migas di Kecamatan Tebingtinggi Barat
"Wajar kalau kita minta perhatian. Karena kita merupakan wilayah ring satu perusahaan. bagaimana kita yakin perusahaan mau membantu membangun daerah, jika di wilayah sekitar pengeboran minyak mereka saja tidak diperhatikan,” bebernya.
Manajer Humas EMP Malacca Strait SA, Amru Mahali yang dikonfirmasi lewat seluler mengaku saat ini memang belum bisa memberikan kontribusi yang diharapkan oleh masyarakat. Karena baru dua sumur saja yang berhasil disedot di wilayah Tebingtinggi Barat.
Namun ia juga mengharapkan dukungan dan doa seluruh masyarakat Meranti agar tiga sumur yang sedang dieksploitasi bisa menghasilkan. Sehingga perhatian dan kontribusi perusahaan bisa diberikan secara maksimal.
"Kita mohon doa dari seluruh masyarakat. Karena saat ini, baru dua sumur yang menghasilkan," kata Amru.(wir)